Ruang Mamuju – 2 Pemasok Miras Oplosan Tewaskan 4 Pemuda di Mamuju Diburu Polisi Empat pemuda di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, meregang nyawa usai menenggak minuman keras (miras) oplosan pada akhir pekan lalu. Tragedi yang mengejutkan warga itu kini memasuki babak baru: polisi tengah memburu dua orang yang diduga kuat sebagai pemasok miras berbahaya tersebut.

baca juga:Prabowo tunjuk Yusril jadi Ketua Komite Nasional TPPU
Peristiwa ini menambah daftar panjang korban miras oplosan di Indonesia, sekaligus mengingatkan betapa mematikan dampak dari konsumsi minuman tanpa standar keamanan.
Kronologi Malam Kelabu
Berdasarkan keterangan warga, keempat korban awalnya berkumpul di sebuah rumah untuk merayakan acara kecil. Mereka disebut membeli minuman dari pemasok yang biasa beroperasi di kawasan Mamuju. Tak lama setelah menenggak miras, kondisi tubuh korban mulai memburuk: pusing, muntah hebat, hingga hilang kesadaran.
Upaya warga membawa mereka ke fasilitas kesehatan berujung sia-sia. Satu per satu, nyawa para pemuda itu tidak tertolong. “Mereka masih muda, usianya rata-rata di bawah 30 tahun. Sangat disayangkan,” ujar seorang warga yang turut mengantar korban ke rumah sakit.
Polisi Bergerak Cepat
Polres Mamuju langsung membentuk tim khusus untuk menelusuri asal muasal minuman oplosan tersebut. Dari hasil penyelidikan, polisi mengantongi identitas dua orang yang diduga kuat menjadi pemasok.
“Kami sudah mengidentifikasi siapa yang memasok minuman ini. Saat ini, dua orang tersebut dalam pengejaran. Kami berharap segera tertangkap agar tidak ada lagi korban,” tegas Kapolres Mamuju dalam keterangannya kepada wartawan.
Ancaman Hukum Berat
Menurut aparat, para pemasok miras oplosan dapat dijerat dengan pasal berlapis, mulai dari Undang-Undang Kesehatan hingga pasal tentang tindak pidana yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain. Ancaman hukuman yang menanti bisa mencapai 15 tahun penjara.
“Ini bukan sekadar pelanggaran biasa. Tindakan mereka sudah menyebabkan korban jiwa. Hukuman maksimal menanti,” tambah Kapolres.
Kecemasan Warga
Warga Mamuju menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden ini. Banyak yang berharap polisi segera menutup semua jalur distribusi miras oplosan di wilayah mereka.
“Kami takut ada korban lagi. Anak-anak muda di sini mudah sekali tergoda karena harganya murah. Tapi nyawa taruhannya,” kata seorang tokoh masyarakat.
Fenomena Nasional
Kasus miras oplosan bukan hal baru di Indonesia. Motifnya sama: harga murah dan keuntungan besar bagi pelaku.
Pengamat sosial menilai, tragedi di Mamuju harus menjadi alarm keras bagi aparat dan pemerintah daerah. “Tidak cukup dengan razia sesekali. Harus ada penegakan hukum konsisten dan edukasi serius ke masyarakat, khususnya kalangan muda,” tegas seorang pengamat dari Universitas Hasanuddin.
Harapan Penegakan Hukum
Kini, mata masyarakat Mamuju tertuju pada langkah aparat.
“Korban sudah empat nyawa melayang. Jangan sampai ini berhenti di tengah jalan. Harus ada keadilan,” kata keluarga salah satu korban dengan suara bergetar.
Sementara itu, polisi memastikan akan terus meningkatkan patroli dan operasi miras oplosan di wilayah Mamuju. Harapannya, tidak ada lagi pesta kecil yang berujung maut, dan tragedi serupa tidak kembali terulang.



